Jemaah Haji Diminta Waspadai Masalah Kulit karena Cuaca Panas

Ratusan ribu jemaah asal Indonesia tengah melaksanakan ibadah haji di Arab Saudi.

Saat ini, suhu di negara itu sedang panas, dengan kelembaban yang rendah sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah kulit, selain dehidrasi.

Jemaah haji bisa mengalami masalah kulit kering dan pecah-pecah, yang pada akhirnya menimbulkan rasa tidak nyaman.

Bahkan, kondisi ini dapat mengarah pada terjadinya penyakit atau memperparah kondisi kesehatan pada yang sudah memiliki riwayat diabetes.

Dermatolog dan venereolog KKHI Mekkah, dr.

Milany Harirahmawati, penyakit kulit yang sering terjadi pada jamaah haji di antaranya serosis kutis, dermatitis atopik, dan selulitis.

Penyakit kulit ini dapat dicegah dengan senantiasa menjaga kesehatan kulit, antara lain dengan menjaga kelembabannya.

Milany menjelaskan orang yang mengidap serosis kutis memiliki ciri kulit terasa kasar, kering, terlihat bersisik dan pecah-pecah.

Jika jemaah mengalami gejala ini maka segera perhatikan kembali asupan cairan, mengoleskan pelembab, dan selalu menggunakan alat pelindung diri dari paparan sinar matahari langsung.

”Jemaah disarankan senantiasa memperhatikan tiga hal ini untuk menjaga kesehatan kulit selama di Tanah Suci,” ujar Milany.

Sementara itu, dermatitis atopik adalah kelainan kulit yang didasari oleh adanya riwayat atopi atau alergi.

Jika jemaah mengalami kasus seperti ini maka yang harus dilakukan adalah, selain menggunakan pelembab, diberikan juga zat yang bersifat anti-inflamasi.

”Anti-inflamasi ini untuk mengurangi rasa gatal akibat pelepasan histamin dari dalam tubuh yang mengalami alergi,” katanya.

Mel menyarankan jamaah haji tidak membiarkan kulit kering agar tidak terjadi luka yang berakibat timbulnya selulitis.

Selulitis merupakan peradangan jaring subkutis akibat infeksi bakteri.

Terlebih pada penderita diabetes, yang lebih rentan mengalami selulitis, terutama bagi yang memiliki komplikasi kaki diabetes.

”Untuk itu, jemaah haji, terutama yang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit kulit, seperti penderita diabetes dan gangguan imunitas lain, harus lebih peduli dengan kesehatan kulit karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *